Langsung ke konten utama

BANTING SETIR (BERSAMA ATASI STUNTING SEHAT IBU DAN BUAH HATI MENJADI GENERASI BERSINAR)

 PROPOSAL INOVASI

BANTING SETIR

(BERSAMA ATASI STUNTING SEHAT IBU DAN BUAH HATI MENJADI GENERASI BERSINAR)

 

   

UPTD PUSKESMAS RAWATEMBAGA

 

1. RANCANG BANGUN DAN POKOK PERUBAHAN YANG DILAKUKAN

 

Pada tahun 2020, UPTD Puskesmas Rawatembaga berdasarkan SK Walikota Nomor 440/339.A-Bappelitbangda/V/2020 ditetapkan sebagai lokus (lokasi fokus) stunting. Hal ini berdasarkan prevalensi stunting hasil bulan penimbangan balita di wilayah kerja Puskesmas Rawatembaga bulan Agustus 2019 sebesar 19%, dimana nilai cut off nasional sebesar 24,1%. Adapun akar permasalahan Puskesmas Rawatembaga ditetapkan sebagai lokus stunting dikarenakan beberapa hal, antara lain :

1. Sumber daya manusia, yaitu pembacaan hasil ukur tinggi dan berat badan oleh kader di posyandu belum valid, kurangnya edukasi kepada ibu hamil dan remaja putri tentang pentingnya minum tablet tambah darah, kurangnya edukasi kepada ibu hamil tentang pentingnya Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan ASI Eksklusif bagi ibu menyusui. Stunting diawali dengan anemia pada saat remaja, kemudian setelah hamil ibu tidak mengkonsumsi Tablet Tambah Darah secara rutin, dan kurangnya kesadaran ibu akan pentingnya ASI ekslusif bagi bayi terutama pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK).

2. Sarana, yaitu hasil pengukuran tinggi dan berat badan oleh kader masih kurang tepat karena beberapa posyandu belum menggunakan antropometri sesuai standar.

3. Masih terdapat beberapa rumah tangga yang belum ODF (Open Defecation Free).

4. Masih terbatasnya jumlah kader di posyandu yang dapat melakukan pencatatan dan pelaporan melalui EPPGBM.

Melihat dari akar permasalahan di atas, maka ditetapkan beberapa kegiatan dalam upaya penurunan angka stunting antara lain :

1. Refreshing kader dalam pengukuran panjang badan dan tinggi badan balita.

2. Dilaksanakan kelas ibu hamil dan konseling ASI eksklusif.

3. Pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri di sekolah.

4. Dilaksanakan pemicuan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) stunting.

5. Pelatihan kader untuk pencatatan dan pelaporan melalui EPPGBM.

6. Pemantauan pertumbuhan balita dan ASI eksklusif.

Pada tahun 2020, Indonesia dihadapkan pada kondisi pandemi Covid-19 sehingga akses dan kegiatan terhadap masyarakat dibatasi. Demi mencapai percepatan penurunan stunting dengan upaya di atas, maka dilakukan perubahan strategi dalam pelaksanaan kegiatan sehingga tercetus inovasi BANTING SETIR (Bersama Atasi Stunting Sehat Ibu dan Buah Hati Menjadi Generasi Bersinar). Inovasi BANTING SETIR ini dilakukan dengan upaya seperti melakukan tele-pemantauan pada balita dengan masalah gizi dan pemberian edukasi tentang pentingnya ASI Eksklusif pada bayi, pemberian Tablet Tambah Darah semula di sekolah kemudian dialihkan ke posyandu, melakukan pelatihan kader dalam pencatatan dan pelaporan berbasis EPPGBM (Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) dilakukan dengan pembagian kader ke dalam beberapa kelompok, validasi bersama hasil pengukuran dengan Pokja IV Kelurahan, serta bersama lintas program Kesehatan Lingkungan mengupayakan Kelurahan Jakasampurna ODF. Pembentukan tim percepatan penurunan stunting di tingkat Puskesmas, Kelurahan, dan Kecamatan juga menjadi upaya untuk mengatasi masalah stunting di wilayah kerja Puskesmas Rawatembaga.

 

2. TUJUAN INOVASI

Adapun tujuan utama inovasi BANTING SETIR untuk menurunkan angka stunting dilakukan melalui upaya berikut :

1. Refreshing kader dalam pengukuran panjang (tinggi) dan berat badan balita.

2. Dilaksanakan kelas ibu hamil.

3. Pemberian tablet tambah darah di sekolah pada remaja putri.

4. Dilaksanakan pemicuan STBM stunting.

5. Pelatihan kader untuk pencatatan dan pelaporan melalui EPPGBM.

6. Pemantauan pertumbuhan balita dan konseling ASI Eksklusif.

 

3. MANFAAT YANG DIPEROLEH

Adapun manfaat yang diperoleh dengan adanya inovasi BANTING SETIR yaitu :

1. Kader paham mengenai pengukuran panjang (tinggi) dan berat badan secara akurat.

2. Meningkatnya cakupan ASI Eksklusif.

3. Semakin banyak remaja putri yang mengkonsumsi Tablet Tambah Darah.

4. Wilayah kerja Puskesmas Rawatembaga dinyatakan sebagai Kelurahan ODF yang berpengaruh terhadap penurunan stunting. 

5. Pencatatan dan pelaporan melalui EPPGBM semakin tepat waktu dan akurat.

 

4. HASIL INOVASI

Hasil inovasi BANTING SETIR  ini antara lain :

1. Menurunnya prevalensi stunting sejak tahun 2020 sampai dengan tahun 2022 menjadi 6% dilihat dari hasil bulan penimbangan balita bulan Agustus 2022. 

2. Mendapat sertifikat Deklarasi ODF bagi Kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Rawatembaga.

 

5. IDE INOVATIF

Ide tentang inovasi BANTING SETIR ini muncul dari ditetapkannya Kelurahan Jakasampurna sebagai lokus stunting dan dihadapkan pada pandemi Covid-19. Maka diperlukan suatu kegiatan yang dapat disesuaikan pada masa pandemi maupun tidak supaya masih tetap dilaksanakan. Pada tahun 2019 berdasarkan hasil bulan penimbangan balita, kondisi Jakasampurna dengan balita stunting berjumlah 923 (prevalensi 19,16%) dari 4817 balita yang diukur.

Inovasi BANTING SETIR ini dilakukan dengan upaya seperti melakukan tele-pemantauan pada balita dengan masalah gizi dan pemberian ASI Eksklusif pada bayi, pemberian tablet tambah darah semula di sekolah kemudian dialihkan ke posyandu, melakukan pelatihan kader dalam pencatatan dan pelaporan berbasis EPPGBM dilakukan dengan pembagian kader ke dalam beberapa kelompok, validasi bersama hasil pengukuran dengan Pokja IV Kelurahan, serta bersama lintas program Kesehatan Lingkungan mengupayakan Kelurahan Jakasampurna ODF.

 

6. SIGNIFIKANSI

 Hasil dari kegiatan yang terintegrasi dengan lintas sektor dan lintas program pada inovasi BANTING SETIR ini memperlihatkan hasil salah satunya dengan penurunan prevalensi balita stunting. Hal ini dapat dilihat dari hasil bulan penimbangan balita sebagai berikut :

1. Tahun 2019 : 19,16%

2. Tahun 2020 : 16,4%

3. Tahun 2021 : 7,2%

4. Tahun 2022 : 5,9%

5. Tahun 2023 : 9,70%

6. Tahun 2024 (sampai dengan bulan Juni) : 9,23%

 

7. KONTRIBUSI TERHADAP CAPAIAN SDGS

Kontribusi dari inovasi BANTING SETIR terhadap capaian SDG's khususnya di bidang kesehatan yaitu tujuan nomor 2 yaitu zero hunger (tanpa kelaparan). Sasaran SDGs nomor 2 yaitu mengakhiri segala bentuk kekurangan gizi, termasuk mencapai target yang disepakati secara Internasional mengenai stunting dan wasting pada anak di bawah usia 5 tahun pada tahun 2025, dan memenuhi kebutuhan gizi remaja putri ibu hamil dan menyusui, serta orang lanjut usia. Inovasi BANTING SETIR diharapkan dapat menurunkan prevalensi stunting di wilayah kerja UPTD Puskesmas Rawtaembaga dan berpengaruh terhadap penurunan prevalensi balita stunting di Kota Bekasi.

 

8. KONTRIBUSI TERHADAP CAPAIAN KINERJA DAERAH JAWA BARAT

 Keputusan Walikota Bekasi Nomor 440/339.A-Bappelitbangda/V/2020 tentang Penetapan Kelurahan Lokasi Fokus Penurunan dan Pencegahan Stunting Tahun 2020 menjadi dasar Puskesmas Rawatembaga melakukan upaya penurunan stunting secara terpadu melalui kegiatan - kegiatan berikut seperti tele-pemantauan pada balita dengan masalah gizi dan pemberian ASI Eksklusif pada bayi, pemberian tablet tambah darah semula di sekolah kemudian dialihkan ke posyandu, pelatihan kader dalam pencatatan dan pelaporan berbasis EPPGBM dilakukan dengan pembagian kader ke dalam beberapa kelompok, validasi bersama hasil pengukuran dengan Pokja IV Kelurahan, serta bersama lintas program Kesehatan Lingkungan mengupayakan Kelurahan Jakasampurna ODF. Wujud nyata intervensi mengatasi masalah stunting ialah membuat terobosan inovasi BANTING SETIR. Kegiatan ini merupakan kegiatan terpadu dalam penurunan stunting di Provinsi Jawa Barat, khususnya Kota Bekasi.  Inovasi BANTING SETIR ini berkontribusi terhadap capaian kinerja Kota Bekasi dan Provinsi Jawa Barat. Hal tersebut dibuktikan dengan Menurunnya prevalensi stunting sejak tahun 2020 sampai dengan tahun 2022 menjadi 6% dilihat dari hasil bulan penimbangan balita bulan Agustus 2022. Prevalensi balita stunting Provinsi Jawa Barat pada tahun 2022 mencapai 20,2% dan melampaui target RPJMD Provinsi Jawa Barat di angka 21,2%. Angka tersebut sudah berada di bawah angka nasional yaitu sebesar 21,6%. 

 

9. ADAPTABILITAS

Inovasi BANTING SETIR tercetus dari Kelurahan Jakasampurna yang ditetapkan sebagai lokasi fokus stunting pada tahun 2020. Inovasi BANTING SETIR merupakan gabungan dari berbagai kegiatan seperti melakukan tele-pemantauan pada balita dengan masalah gizi dan pemberian ASI Eksklusif pada bayi, pemberian tablet tambah darah semula di sekolah kemudian dialihkan ke posyandu, melakukan pelatihan kader dalam pencatatan dan pelaporan berbasis EPPGBM dilakukan dengan pembagian kader ke dalam beberapa kelompok, validasi bersama hasil pengukuran dengan Pokja IV Kelurahan, serta bersama lintas program Kesehatan Lingkungan mengupayakan Kelurahan Jakasampurna ODF. Hal ini didukung dengan penurunan prevalensi angka stunting sejak tahun 2020 sampai dengan 2022 menjadi sebesar 6%. Hal tersebut, mendorong banyak minat Puskesmas lain untuk mengatasi permasalahan stunting di wilayah mereka, khususnya Puskesmas Babelan di Kabupaten Bekasi.

 

10. KEBERLANJUTAN

Inovasi BANTING SETIR ini telah dibentuk Tim Khusus untuk percepatan penurunan stunting pada 2 Kepala Perangkat Daerah, yaitu Kelurahan Jakasampurna dan Kecamatan Bekasi Barat. Inovasi BANTING SETIR bersumber dana dari BOK. Adapun strategi untuk keberlanjutan inovasi ini yaitu dengan terus melakukan pemantauan hasil penimbangan balita yang berbasis EPPGBM, pelaksanaan kelas ibu hamil,  pemberian tablet tambah darah di sekolah pada remaja putri, pemantauan pertumbuhan balita dan konseling ASI Eksklusif. 

 

11. KOLABORASI

Inovasi BANTING SETIR dalam upaya percepatan penurunan stunting ini tentunya melibatkan banyak pihak antara lain :

1. Kader posyandu di Kelurahan Jakasampurna.

2. Tim percepatan penurunan stunting (lintas sektor) di Kelurahan Jakasampurna dan Kecamatan bekasi Barat.

3. Pokja IV Kelurahan Jakasampurna dalam melakukan validasi.

4. Kerjasama lintas program yaitu program Gizi, KIA, Promosi kesehatan, dan Kesehatan Lingkungan.

5. Guru UKS di sekolah dalam pemberian Tablet Tambah Darah bagi remaja putri.

6. Dinas Kesehatan Kota Bekasi.

7. Dinas Ketahanan Pangan Kota Bekasi.

8. Dnas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kota Bekasi.

9. Gereja Katolik Paroki Santo Mikael, Kranji.


Link File Proposal Inovasi dan PPT

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Klaster-klaster Puskesmas - ILP - Care Pathways

Salam Pembaca Blog PKM Rawatembaga. GUY'S Pengenalan ILP ● 01 Januari 2025 ILP sudah harus di terapkan di tunggu sampai 2 tahun  ● kenapa dari Akreditasi menjadi ILP dari pendekatan Program ( Akreditasi) menjadi pendekatan siklus kehidupan  ●Penyesuaian Instrumen Akreditasi ke ILP 1. Klaster 1 : Bab 1 , bab 5 2. Klaster 2 : Bab 2 luar gedung, Bab 3 Pelayanan Dalam Gedung 3. Klaster 2 : Bab 2 untuk Pelayanan luar gedung , Bab 3 Pelayanan Dalam Gedung 4. Lintas Sektor : Bab 3 dan Bab 1( 4.1 MFK untuk program penanggulangan bencana ) 5. Kalster 4 : PWS ( pemantauan wilayah setempat ) dan Surveilens tidak secara spesifik di nilai dalam standar Akreditasi, Bab 1 ( EP 1,2,4 ) Bab 2  ( EP 2,6,5 ) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia merumuskan pembaharuan pembagian susunan organisasi dan layanan bagi Puskesmas yang dibagi dalam 4 klaster. Berikut adalah link download file dengan format PDF. Link Download Video ILP Pedoman Puskesmas Klaster 1 Pedoman Puskesmas Klaster 2 Pedom...

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2024

     Berikut ini merupakan salinan dari Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Peraturan ini menjadi acuan bagi semua puskesmas di Indonesia dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, mulai dari manajemen puskesmas hingga pelayanan kesehatan sesuai klaster siklus hidup sehingga sesuai dengan konsep integrasi pelayanan primer. Beberapa catatan penting dari peraturan ini yang antara lain: Puskesmas memberikan pelayanan terintegrasi dengan sistem klaster, yaitu klaster manajemen, klaster kesehatan ibu dan anak, klaster kesehatan dewasa dan lansia, klaster penanggulangan penyakit dan kesehatan lingkungan, serta lintas klaster. Tidak ada Kepala Sub Bagian Tata Usaha yang merupakan pejabat struktural dalam struktur organisasi puskesmas. Tiap klaster dipimpin oleh penanggung jawab klaster yang merupakan pejabat fungsional kesehatan yang ditunjuk oleh kepala puskesmas, yang mana penanggung jawab k...

Mengenal seputar Puskesmas Rawa Tembaga & Bagan Alur Pelayanan Pasien

Puskesmas Rawa Tembaga (seterusnya disebut "PKM RATEM") merupakan Unit Layanan Teknis Daerah bidang kesehatan yang membina, melayani dan memonitoring wilayah Kelurahan Jaka Sampurna, Kecamatan Bekasi Barat. Memang secara fisik gedung ini berdiri dan berlokasi di wilayah Kelurahan Kayu Ringin, Kecamatan Bekasi Selatan. PKM RATEM saat artikel ini diposting memiliki sumber daya manusia terdiri dari : 2 orang Dokter Umum, 2 orang Dokter Gigi, 6 orang Bidan, 3 perawat umum, 1 perawat gigi, 1 orang ahli Gizi, 2 orang analis, 2 orang IT, 1 apoteker, 13 orang bagian non medis. Dengan jumlah ketenagaan yang demikian dibandingkan dengan jumlah penduduk Kelurahan Jaka Sampurna yang sudah mencapai lebih dari 72.000 jiwa, belum mencapai kesesuaian rasio antara dokter umum dan masyarakat.  Namun PKM RATEM tetap selalu berusaha memberikan layanan yang terbaik sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang ditetapkan. Layanan setiap hari dibuka dengan JADWAL BUKA PENDAFTARAN sebagai berikut : Se...

Buku Saku Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja

Buku Saku Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja
DIrjen Kemenkes th 2024, 74 halaman