Langsung ke konten utama

Bahaya Covid-19 pada Anak!

  

Seringkali kalau kita perhatikan bahwa tidak sedikit anak-anak dan balita tidak dikenakan masker/ face shield oleh orang tuanya ketika dibawa bepergian keluar dari rumah oleh orang tuanya. Demikian juga terjadi di puskesmas/ Rumah Sakit, di mana tidak sedikit anak-anak/ balita yang tidak menggunakan masker/ face shield atau menggunakan masker namun tidak sempurna menutupi hidung dan mulut.

Padahal anak-anak / balita juga memiliki anatomi tubuh yang sama dengan orang dewasa, mata - hidung - dan mulut, di mana penularan Covid-19 berasal dari 3 organ tubuh tersebut. Yang sehingga wajib diberikan perlindungan dengan menggunakan masker dan atau face shield

Secara data Kasus Covid-19 pada Balita dan Anak di Indonesia  (Data 20 Juni 2021) tercatat sebanyak 57.707 Balita (2,9 %) dan 191.031 anak (9,6 %)

Dan Tingkat Kematian Kasus Covid-19 pada Anak (0-18 tahun) mencapai 1,2 % atau sekitar 645 anak berusia di bawah 18 tahun meninggal akibat Covid-19.

Adapun PERMASALAHAN Kasus Covid-19 pada Anak :

1. Banyak anak-anak yang belum bisa mengungkapkan gejala sakit yang sedang mereka alami.

2. Keterbatasan sumber daya manusia

3. Keterbatasan ruang rawat intensif untuk Covid-19.


Kondisi yang Memperparah Covid-19 pada Anak :

a. Asma atau penyakit paru kronis.

b. Diabetes

c. Kondisi Genetik, neurologis, atau metabolik

d. Penyakit sel Sabit

e. Penyakit Jantung sejak lahir.

f. Gangguan sistem imun

g. Anak-anak dengan berbagai kondisi kronis yang mempengaruhi banyak bagian tubuh

h. Obesitas.


Gejala Covid-19 pada Anak yang sering dilaporkan :

1. Demam/ meriang

2. Batuk

3. Hidung tersumbat atau batuk pilek

4. Kehilangan kemampuan indera penciuman

5. Sakit tenggorokan

6. Sesak nafas atau kesulitan bernafas

7. Diare

8. Mual atau muntah

9. Sakit perut

10. Kelelahan

11. Sakit kepala

12. Nyeri otot atau tubuh

13. Hilangnya nafsu makan terutama pada bayi berusia di bawah 1 tahun.


BAHAYA COVID -19 PADA ANAK

Dilaporkan efek Covid-19 yang diderita anak-anak balita berdampak Neurologis pada otak dan syaraf :

Jumlah anak yang terkena dampak neurologis 365 anak, terdiri atas :

a. Memiliki gejala sementara dan bertahan sebanyak 322 anak

b. Kondisi yang mengancam jiwa secara klinis : 43 anak.

Dari 43 anak, 17 anak selamat dengan gangguan defisit neurologis baru dan 11 anak meninggal dunia.

(Yang disebut Gangguan Defisit Neurologis berupa Gangguan berat pada fungsi motorik (pergerakan), kognitif (kemampuan intelektual) dan berbicara/ bahasa)


Gangguan Neurologis yang Muncul pada 43 anak antara lain :

1. Ensefalopati parah (merupakan kelainan struktur/ fungsi otak akibat suatu kondisi atau penyakit) -  15 anak

2. Stroke -  12 anak

3. Infeksi sistem saraf pusat - 8 anak

4. Sindrom Guillian Barre (sistem kekebalan tubuh menyerang syaraf) - 4 anak

5. Edema serebral fulminan akut (pembengkakan otak) - 4 anak


Kasus Covid - 19 pada Anak secara Global :

Terkonfirmasi positif 13,3 % dari kasus positif global; dan yang meninggal 0,3 % dari total kematian global.


Oleh karena itu, marilah kita lindungi anak-anak Balita kita dengan menggunakan masker/ face shield ketika kita keluar dari rumah. Jangan membawa anak-anak balita ke rumah sakit/ puskesmas bila tidak sakit untuk berobat.

Sebab potensi anak-anak balita yang tidak terlindungi dengan protokol kesehatan malah membawa oleh-oleh Covid-19 ke dalam rumah tangga kita, menulari kita semua dan itu sudah terlambat menyadarinya.


MEMAKAI Masker HARGA MATI - TIDAK PAKAI Masker BISA MATI!!

SALAM SEHAT!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ALUR Pelayanan Pasien, JADWAL Pelayanan, Persetujuan General Consent, Daftar Tarif Pelayanan & Berbagai Informasi lainnya di Puskesmas Rawa Tembaga

Salam Sehat. Selamat Datang di UPTD Puskesmas Rawa Tembaga. Bagi Anda yang baru pertama kali datang ke UPTD Puskesmas Rawa Tembaga, berikut terlampir di bawah ini Alur Pelayanan Pasien (gimana dan mesti kemana daftar dan seterusnya), SILAKAN SCROLL terus ke bawah - tersedia Informasi Jadwal Pelayanan, Tarif Pelayanan yang tidak tercover KIS, Video simulasi, Surat Persetujuan Umum (General Consent), Rujukan Rumah Sakit untuk berobat, Rujukan Rumah Sakit untuk situasi darurat, dan tersedia berbagai link informasi seperti Denah Ruang Pelayanan, Denah Alur Evakuasi Bencana, dan banyak lagi.  Berikut ALUR PELAYANAN PASIEN di Puskesmas Rawa Tembaga.      ALUR PENDAFTARAN   BERIKUT VIDEO SIMULASI Alur Pelayanan Pendaftaran Pasien - Silakan simak videonya, semoga membantu Anda. Semua pasien atau pengunjung yang ingin mengakses pelayanan, WAJIB melakukan pendaftaran !! Termasuk berobat, kontrol hasil laboratorium, ambil obat TBC, Konseling/ konsultasi saja, KB, KIA, Imunisasi, Calon Jamaah Haj

Mengenal seputar Puskesmas Rawa Tembaga & Bagan Alur Pelayanan Pasien

Puskesmas Rawa Tembaga (seterusnya disebut "PKM RATEM") merupakan Unit Layanan Teknis Daerah bidang kesehatan yang membina, melayani dan memonitoring wilayah Kelurahan Jaka Sampurna, Kecamatan Bekasi Barat. Memang secara fisik gedung ini berdiri dan berlokasi di wilayah Kelurahan Kayu Ringin, Kecamatan Bekasi Selatan. PKM RATEM saat artikel ini diposting memiliki sumber daya manusia terdiri dari : 2 orang Dokter Umum, 2 orang Dokter Gigi, 6 orang Bidan, 3 perawat umum, 1 perawat gigi, 1 orang ahli Gizi, 2 orang analis, 2 orang IT, 1 apoteker, 13 orang bagian non medis. Dengan jumlah ketenagaan yang demikian dibandingkan dengan jumlah penduduk Kelurahan Jaka Sampurna yang sudah mencapai lebih dari 72.000 jiwa, belum mencapai kesesuaian rasio antara dokter umum dan masyarakat.  Namun PKM RATEM tetap selalu berusaha memberikan layanan yang terbaik sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang ditetapkan. Layanan setiap hari dibuka dengan JADWAL BUKA PENDAFTARAN sebagai berikut : Se

CATIN Wajib Tes HIV

Salam Sehat.      Seiring mulai meningkatnya kasus penularan HIV ( Human Immunodeficiency Virus ) di kalangan ibu rumah tangga. Pemerintah menitikberatkan deteksi dini resiko penyakit-penyakit menular dan beresiko kematian atau kecacatan pada ibu hamil.       Adapun bertahun-tahun sebelumnya, penularan HIV hanya berputar di sekitar pengguna jarum suntik steril, wanita penjaja seks, hubungan seks yang berganti pasangan, dan gay.       Namun terjadi pergeseran penularan di luar kategori yang disebutkan di atas, ke kaum ibu rumah tangga, yang notabene tidak memiliki resiko tinggi tertular penyakit HIV maupun penyakit Infeksi Menular Seksual, jadi dimungkinkan tertular dari suami yang melakukan hubungan seksualnya dengan yang bukan isterinya. Yang pada akhirnya, ketika ibu rumah tangga hamil, maka calon bayi yang dikandungnya memiliki resiko tinggi tertular, apalagi tidak dilakukan skrining pada waktu pemeriksaan kehamilan.      Mengetahui potensi resiko penularan ini, maka Kementerian Kes