Berdasarkan data dari Pendataan PIS-PK (Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga) yang mulai dilaksanakan pada tahun 2017 sampai saat ini, yang dicetuskan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Ada 12 Indikator Kesehatan yang diidentifikasi menjadi potensi masalah kesehatan masyarakat, di antaranya adalah masalah KEBIASAAN MEROKOK.
Dari data terlampir di atas ada beberapa RW di Kelurahan Jaka Sampurna yang jumlah perokoknya sudah mencapai seperempat / 20 % warga dari total warga RW tersebut !!
Dari data terlampir di atas ada beberapa RW di Kelurahan Jaka Sampurna yang jumlah perokoknya sudah mencapai seperempat / 20 % warga dari total warga RW tersebut !!
Rokok mengandung ratusan sampai ribuan macam zat racun berbahaya yang dihasilkan berupa asap dari pembakaran, sebagian dihisap oleh perokok dan sebagian besar asap dihembuskan keluar, mengotori udara sekitarnya dan dihisap oleh orang-orang sekitar yang menjadi perokok pasif.
Zat-zat racun berbahaya memiliki potensi/ dampak jangka panjang yang akan mempengaruhi tubuh/organ perokok maupun para perokok pasif.
Gejala sakit yang paling umum ditimbulkan akibat merokok, biasanya muncul bertahun-tahun kemudian, hal inilah yang seringkali dipandang remeh oleh para perokok, yang menganggap tidak merasakan sakit apa-apa saat merokok.
Kanker paru, Penyakit Paru Obstruksi Kronis ( penyempitan saluran paru yang kronis ), radang paru basah (Pneumonia), kanker Faring, kanker lidah, kanker getah bening dan lainnya. Biasanya gejala penyakit ini timbul 5, 10, 15 20 tahun atau lebih.
Pengobatannya sangat menghabiskan banyak biaya, waktu dan tenaga serta perhatian seluruh anggota keluarga.
Dan buruknya dari para perokok ini yang menjadi perhatian adalah masyarakat ekonomi menengah ke bawah, yang cenderung mengutamakan penghasilannya digunakan terlebih dahulu untuk membeli rokok.
Bila perokok rutin menghabiskan 1 bungkus rokok perhari yang biayanya Rp. 20.000 dikali 30 hari, sedikitnya Rp 600.000,- dikeluarkan hanya untuk merokok, apalagi kalau penghasilannya di bawah Rp. 2 juta? Atau tidak sedikit masyarakat yang penghasilannya tidak menentu, maka akan berdampak dan memperburuk kesehatan keluarga, mulai dari kebutuhan asupan nutrisi/ protein bagi anak dan istri, kebutuhan berobat (atau membayar premi Kartu Jaminan Kesehatan Nasional), kebutuhan sehari-hari seperti air, listrik, gas, beras dan lainnya pun akan terdampak.
Melalui media ini Puskesmas Rawa Tembaga sebagai perpanjangan tangan dari Pemerintah Kota Bekasi mengajak seluruh tokoh masyarakat, seluruh komponen masyarakat, RT, RW, Lurah untuk menegur, mengingatkan, menghimbau warganya secara terus menerus untuk tidak merokok.
Tidak ada cara lain yang efektif untuk menghentikan kebiasaan merokok kalau bukan dari inisiatif/tekad/ kemauan dari diri sendiri.
Jangan sampai baru berhenti merokok seperti ribuan pasien TBC yang kami layani di Puskesmas, yang baru berhenti merokok ketika kena sakit TBC!!!
STOP MEROKOK SEKARANG !! JANGAN MENYESAL KEMUDIAN!!
Komentar
Posting Komentar
Kami sangat menghargai setiap kritik dan saran yang membangun dan mendorong kami melakukan perbaikan/perubahan sesuai ketentuan yang berlaku. Terima kasih